Paksaan untuk Berubah
6 kekuatan khusus
merangsang perubahan .
|
Force
|
CONTOH
|
|
Sifat Tenaga Kerja
|
Keragaman budaya yang lebih,
penuaan populasi
Peningkatan imigrasi dan outsourching |
|
Teknologi
|
Lebih cepat, lebih murah, dan lebih banyak komputer mobile dan perangkat
genggam
Munculnya dan pertumbuhan situs jejaring sosial |
|
Guncangan Ekonomi
|
Naik turunnya pasar global , resesi
global
Runtuhnya sektor keuangan |
|
Kompetisi
|
pesaing global, Merger dan
konsolidasi
Peningkatan peraturan pemerintah perdagangan |
|
Trend sosial
|
Peningkatan kesadaran lingkungan
Liberalisasi sikap terhadap gay, lesbian, dan karyawan transgender Lebih multitasking dan konektivitas tinggi |
|
Dunia politik
|
Meningkatnya biaya perawatan kesehatan
Sikap sosial negatif terhadap bisnis dan eksekutif Pembukaan pasar di Cina |
Planned Change
Apa tujuan dari perubahan
terencana ? Pertama , berusaha untuk meningkatkan kemampuan dari organisasi
untuk beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan. Kedua, berusaha untuk
mengubah perilaku karyawan .
Banyak
masalah yang bisa terjadi ketika perubahan dilakukan. Masalah yang paling
sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang
sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance
to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru
karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara
sembarangan.
Penolakan
atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar.
Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan
protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat
(implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang,
motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat,
dan lain sebagainya.
Sumber Perlawanan
terhadap Perubahan
Sumber
individual
·
Kebiasaan : pola
tingkah laku yang kita tampilkan secara berulang-ulang sepanjang hidup kita.
Kita lakukan itu, karena kita merasa nyaman, menyenangkan. Jika perubahan berpengaruh besar terhadap pola kehidupan
tadi maka muncul mekanisme diri, yaitu penolakan.
·
Keamanan: Jika
kondisi sekarang sudah memberikan rasa aman, dan kita memiliki kebutuhan akan
rasa aman relatif tinggi, maka potensi menolak perubahan pun besar. Mengubah
cara kerja padat karya ke padat modal memunculkan rasa tidak aman bagi para
pegawai.
·
Faktor ekonomi: Faktor
lain sebagai sumber penolakan atas perubahan adalah soal menurun-nya
pendapatan. Pegawai menolak konsep 5 hari kerja karena akan kehilangan upah
lembur.
·
Takut atas sesuatu yang tidak diketahui: Sebagian besar perubahan tidak mudah
diprediksi hasilnya. Oleh karena itu muncul ketidakpastian dan keraguraguan.
Kalau kondisi sekarang sudah pasti dan kondisi nanti setelah perubahan belum
pasti, maka orang akan cenderung memilih kondisi sekarang dan menolak
perubahan.
·
Pemrosesan
informasi yang selektif: Mereka mendengar apa yang mereka
ingin dengar, dan mereka mengabaikan informasi yang berbeda persepsi dengan
mereka. Cara pandang ini mempengaruhi sikap. Pada awalnya program keluarga
berencana banyak ditolak oleh masyarakat, karena banyak yang memandang program
ini bertentangan dengan ajaran agama, sehingga menimbulkan sikap negatif.
Sumber
organisasi
·
Inersia
Struktural: Artinya
penolakan yang terstrukur. Organisasi, lengkap dengan tujuan, struktur, aturan
main, uraian tugas, disiplin, dan lain sebagainya menghasil- kan stabilitas.
Jika perubahan dilakukan, maka besar kemungkinan stabilitas terganggu.
·
Fokus
perubahan yang terbatas: Perubahan dalam organisasi tidak mungkin terjadi hanya difokuskan pada
satu bagian saja karena organisasi merupakan suatu sistem. Jika satu bagian diubah maka bagian lain pun terpengaruh
olehnya. Jika manajemen mengubah proses kerja dengan teknologi baru tanpa
mengubah struktur organisasinya, maka perubahan sulit berjalan lancar.
·
Inersia
Kelompok Kerja: Walau
ketika individu mau mengubah perilakunya, norma kelompok punya potensi untuk
menghalanginya. Sebagai anggota serikat pekerja, walau sebagai pribadi kita
setuju atas suatu perubahan, namun jika perubahan itu tidak sesuai dengan norma
serikat kerja, maka dukungan individual menjadi lemah.
·
Ancaman
terhadap Keahlian: Perubahan
dalam pola organisasional bisa mengancam keahlian kelompok kerja tertentu.
Misalnya, penggunaan komputer untuk merancang suatu desain, mengancam kedudukan
para juru gambar.
·
Ancaman
terhadap Hubungan Kekuasaan yang Telah Dicapai : Mengintroduksi sistem pengambilan
keputusan partisipatif seringkali bisa dipandang sebagai ancaman kewenangan
para penyelia dan manajer tingkat menengah.
Mengatasi hambatan
terhadap perubahan
Delapan
tactics dapat membantu agen perubahan mengatasi perlawanan terhadap perubahan :
1. Pendidikan dan komunikasi :
komunikasi maupun pendidikan harus dilakukan secara efektif, sehingga semangat
dan ide perubahan dapat ditangkap oleh seluruh organisasi.ciptakan jalur
komunikasi yang tepat
2. Partisipasi :
apresiasi dan penghargaan terhadap anggota organisasi harus diberikan, karena
keterlibatan dan partisipasi anggota organisasi dalam mengimplementasikan
perubahan akan memotivasi dan mendorong semangat mereka dalam menerima perubahan itu
sendiri.partisipasi yang sulit untuk melawan perubahan keputusan di mana kita
sudah berpartisipasi.
3. Dukungan dan komitmen :
ide perubahan tentu membutuhkan dukungan dan fasilitas yang memadai dari
organisasi.terus mengakomodasi munculnya ide baru serta langkah-langkah yang
diperlukan untuk pelaksanaannya. Tanpa fasilitasi,perubahan hanya sebatas ide
diatas kertas. Karyawan juga
lebih menerima perubahan ketika mereka berkomitmen untuk organisasi secara
keseluruhan.
4. Mengembangkan hubungan positif :
orang lebih bersedia untuk menerima perubahan jika mereka percaya para manajer
menerima mereka. Resisten terhadap perubahan merasa lebih positif tentang
perubahan jika mereka mempercayai para agen perubahan. Jika manajer dapat
memfasilitasi hubungan positif, mereka mungkin dapat mengatasi perlawanan
5. Menerapkan perubahan: salah satu cara organisasi dapat
meminimalisir dampak negative adalah
untuk memastikan perubahan dilakukan cukup.Penting bagi karyawan melihat
alasan untuk perubahan dan melihat pelaksanaannya sebagai konsisten dan adil.
6. Manipulasi dan cooptation : Manipulasi
mengacu pada upaya memutar fakta-fakta untuk membuat mereka lebih menarik,
pemotongan informasi, dan menciptakan rumor palsu untuk mendapatkan karyawan
untuk menerima perubahan. Cooptation, menggabungkan manipulasi dan partisipasi
7. Memilih orang yang menerima
perubahan :
menunjukkan kemampuan untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan yaitu ndividu
yang selalu terbuka untuk pengalaman,
mengambil sikap terhadap perubahan, yang positif mau untuk mengambil resiko dan
fleksibel dalam perilaku mereka.
8. Paksaan:
bentuk aplikasi langsung meliputi
ancaman
atau kekerasan. ,namun
harus diterapkan secara tepat dan proposional seperti aturan main yang tegas
tentang bagaimana perubahan akan dilaksanakan atau diberhentikan
Perubahan Politik
Ketika
dipaksa untuk memperkenalkan perubahan, pemegang kekuasaan yang telah lama
memerintah ini cenderung untuk menerapkan perubahan bertahap.Perubahan radikal
terlalu mengancam. Hal ini menjelaskan mengapa dewan komisaris yang sering
beralih ke calon pemimpin baru
Approaches to Managing
Organizational Change
Lewin’s Three Step
Model
Kurl Lewin berpendapat bahwa perubahan
yang sukses dalam organisasi hendaknya mengikuti tiga langkah : Melelehkan
[unfreezing] statue quo, gerakan ke keadaan baru, dan membekukan [refreezing] perubahan baru umtuk membuatnya permanen.
Status quo dapat dianggap sebagai keadaan
keseimbangan. Untuk bergerak menjauhi keseimbangan ini untuk mengatasi tekanan
dari keenganan individu maupun jonformitas kelompok diperlukan pelelehan.
Pelelehan dapat dicapai dalam satu dari tiga cara. Kekuatan pendorong [Driving
forces], yang mengarahkan perilaku menjauhi status quo, dapat di
tingkatkan.
Kekuatan
penahan[Restraining forces], yang
merintangi gerakan menjauhi keseimbangan yang ada, dapat dikurangi . Alternatif
ketiga adalah menggabungkan kedua
pendekatan pertama. Perusahaan telah berhasil di masa lalu cenderung menghadapi
kekuatan menahan karena orang mempertanyakan perlunya perubahan. Demikian pula,
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dengan budaya yang kuat unggul
pada perubahan inkremental tetapi diatasi dengan menahan kekuatan melawan
perubahan radikal.
Manajemen
juga bisa mencairkan penerimaan status quo dengan menghapus kekuatan menahan.
Keluhan dan pemahaman tiap karyawan dapat didengar dan diperjenih . Asumsikan
bahwa sebagian besar rasa takut itu tidak berdasar, penyuluh dapat menjamin ke
para karyawan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan kemudian
memperlihatkannya , lewat bukti yang berwujud, bahwa kekuatan penahan itu tidak
beralasan, jika penolakan itu luar biasa tinggi, manajemen mungkin harus
memilih mengurangi penolakan maupun meningkakan daya tarik alternative itu agar
pelelehan itu berhasil.
Delapan Langkah Rencana
Pelaksanaan Perubahan – Kotter
John
Kotter membangun tiga langkah model Lewin untuk menciptakan pendekatan yang
lebih rinci untuk menerapkan perubahan.
1.
Menetapkan rasa urgensi dengan
menciptakan alasan kuat mengapa perubahan diperlukan.
2.
Membentuk koalisi dengan kekuatan yang
cukup untuk memimpin perubahan.
3.
Membuat visi baru untuk mengarahkan
perubahan dan strategi untuk mencapai visi.
4.
Mengkomunikasikan visi ke seluruh
organisasi.
5.
Memberdayakan orang untuk bertindak atas
visi dengan menghilangkan hambatan untuk mengubah dan mendorong pengambilan
resiko dan pemecahan masalah secara kreatif.
6.
Perencanaan, pembuatan, penghargaan
“kemenangan” jangka pendek untuk menggerakkan organisasi menuju visi baru.
7.
Konsolidasi perbaikan, menilai kembali
perubahan, dan membuat penyesuaian yang diperlukan dalam program baru.
8.
Memperkuat perubahan dengan menunjukkan hubungan
antara perilaku baru dan keberhasilan organisasi.
Empat
langkah pertama Kotter dasarnya ekstrapolasi tahap Lewin “unfreezing”. Langkah
5, 6 dan 7 mewakili “gerakan” dan tahap terakhir bekerja pada “refreezing”.
Jadi kontribusi Kotter terletak dalam menyediakan manajer dan agen perubahan dengan
panduan yang lebih rinci untuk berhasil mengimplementasikan perubahan.
Action Research
Action research
adalah proses perubahan berdasarkan pengumpulan data yang sistematis dan
pemilihan tindakan perubahan berdasarkan apa yang ditunjukkan oleh data yang
dianalisis.
Penelitian
tindakan terdiri dari 5 langkah:
Diagnosa
Agen perubahan mengumpulkan
informasi tentang masalah dan perubahan yang diperlukan dari anggota organisasi
Analisa
Dalam penelitian
tindakan, agen perubahan mengajukan pertanyaan, ulasan catatan, dan wawancara
karyawan dan mendengarkan keluhan mereka. Penelitian tindakan membutuhkan
orang-orang yang akan berpartisipasi dalam program perubahan untuk membantu
mengidentifikasi masalah dan menentukan solusi.
Umpan
balik
Karyawan dengan
bantuan agen perubahan, mengembangkan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
membawa perubahan yang diperlukan.
Tindakan
Karyawan dan
agen peubahan melaksanakan tindakan spesifik yang telah mereka identifikasi
untuk memperbaiki masalah.
Evaluasi
Mengevaluasi
efektivitas rencana aksi, dengan menggunakan data awal sebagai patokan.
Penelitian
tindakan memberikan setidaknya 2 manfaat spesifik:
1. Melihat
pada fokus masalah.
Agen perubahan melihat masalah secara objektif. Jenis masalah menentukan jenis
tindakan perubahan.
2.
Karena tindakan penelitian melibatkan
karyawan secara menyeluruh dalam proses, hal itu mengurangi resistensi terhadap perubahan. Setelah
karyawan telah berpartisipasi aktif dalam tahap umpan balik,proses
Organizational
Development
Pengembangan
organisasi adalah kumpulan cara pengembangan efektivitas organisasi dan
kesejahteraan pekerja.
Ada 5 pokok
penting dari pengembangan organisasi yaitu:
1. Menghormati
orang : Harus menghargai dan memperlakukan setiap orang dengan baik, sopan, tiap
orang merasa bertanggung jawab dan berhati-hati akan tindakannya
2. Saling
membantu dan percaya: Organisasi yang baik adalah organisasi yang memiliki
karakter yang baik, bisa dipercaya, dan terbuka
3. Kesamaan
kekuasaan: Organisasi yang efektif adalah organisasi yang menekankan pada
kekuasaan hirarki dan kontrol
4. Konfrontasi:
Masalah harus diatasi keterbukaan
5. Partisipasi:
Dibutuhkan partisipasi dari semua anggota organisasi dalam pembuatan keputusan
serta komitmen untuk mengimplikasikannya
Teknik
untuk membawa perubahan
Pelatihan
kesensitivitasan/kepekaan: Pelatihan
kesensitivitasan anggota organisasi dalam diskusi kelompok tanpa adanya peran
ketua sehingga tiap orang bisa mengambil inisiatif seperti memberi ide untuk
menajamkan kepekaannya
Umpan
balik survey: Salah satu cara untuk menyelesaikan
ketidakcocokan yang ada pada organisasi yang berjalan sebagai satu
kesatuan”keluarga” dikarenakan tiap orang memiliki cara pikir dan keinginan
mereka sendiri sehingga digunakan survey untuk mengetahui beberapa hal dari
tiap anggota organisasi seperti kepuasan, komunikasi, dll. Survey tersebut
dianalisa untuk mengetahui permasalahan yang ada lalu membuat keputusan untuk
mengatasi permasalahan yang ada
Proses
konsultasi: Menggunakan konsultan diluar
organisasi untuk membantu menggembangkan dan menuntun manager organisasi untuk
menyadari dan mengatasi permasalahan yang perlu dikembangkan karena terkadang
biarpun organisasi maju, kita tidak menyadari aspek manakah yang harus
berkembang sehingga manager perlu berkonsultasi untuk menyadarinya
Team
Building :
Organisasi bergantung pada tim untuk menyelesaikan tugas-tugas
pekerjaan. Team building menggunakan kegiatan kelompok-interaksi tinggi untuk
meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan antar tim. Team Bulding meliputi
penetepan tujuan, pengembangan hubungan interpersonal antar tim, dan analisis
peran.
Intergroup
Development : Pengembangan antar kelompok yang
berusaha mengubah sikap kelompok, stereotip, dan persepsi tentang satu sama
lain.
Appreciative
Inquiry (AI) : Pertanyaan apresiatif. Daripada
mencari masalah untuk diperbaiki, lebih baik mengidentifikasi kualitas unik dan
kekuatan khusus dari orang dan mengimprovisasi performa.
Creating a Culture for
Change
Menciptakan Budaya
untuk Berubah
Stimulating a Culture of
Innovation (Merangsang Budaya yang Inovatif)
Definisi
dari Inovasi
Inovasi
adalah pengaplikasian ide baru untuk meningkatkan produk, proses dan service. Inovasi:
memasukkan konsep baru. Perubahan: membuat sesuatu yang berbeda. Semua inovasi menyiratkan perubahan, tapi
tidak semua perubahan selalu memperkenalkan ide-ide baru atau mengakibatkan
perbaikan yang signifikan.
Sumber
dari inovasi
1. Struktur organisasi mempengaruhi
inovasi. Karena mereka memberikan fleksibilitas, adaptasi, dan
cross-fertilization yang membuat adopsi inovasi lebih mudah.
2. Lamanya masa jabatan berhubungan dengan
inovasi. Semakin lama masa jabatan maka pengetahuannya tentang bagaimana untuk
menyelesaikan tugas dan mendapatkan hasil yang diinginkan menjadi lebih baik
3. Inovasi terpupuk saat ada slack
resources. Memiliki banyak sumber daya memungkinkan suatu organisasi untuk
mampu membeli inovasi, menanggung biaya membiasakan mereka dengan aturan organisasi
dan menahan kegagalan.
4. Komunikasi internal tinggi dalam
organisasi-organisasi yang inovatif. Organisasi inovatif tinggi dengan adanya
komite, task forces (gugus tugas), cross fungtional team dan mekanisme lain
yang memfasilitasi adanya interaksi antar departemen.
Organisasi-organisasi
yang inovatif cenderung memiliki budaya mendorong eksperimen dan menghargai
kegagalan. Sayangnya, banyak organisasi menghargai orang dengan ketiadaan
kegagalan. Budaya seperti menghambat pengambil risiko dan inovasi. Orang akan
menyarankan dan mencoba ide-ide baru hanya ketika tidak ada hukuman. Harusnya
kegagalan merupakan penjelajahan ke yang tidak diketahui.
Dalam
kategori sumber daya manusia, organisasi inovatif secara aktif menawarkan
keamanan kerja tinggi sehingga karyawan tidak takut dipecat saat membuat
kesalahan, dan mendorong orang untuk menjadi champion dalam memberi perubahan.
Champion memiliki kepribadian karakteristik umum: kepercayaan diri yang sangat
tinggi, ketekunan, energi, dan kecenderungan untuk mengambil risiko. Mereka
juga menampilkan karakteristik yang terkait dengan gaya kepemimipinan
transformasional kepemimpinan, menginspirasi dan mensupport orang lain dengan
visi misi mereka. Idea champion bisa mendapatkan komitmen dari orang lain, mengambil
keputusan dengan bijaksana.
Idea
champion melakukan hal yang berbeda dalam budaya yang berbeda. orang dalam budaya kolektif lebih suka
melakukan dukungan lintas fungsional
untuk upaya inovasi. Orang dalam budaya high power distance lebih memilih untuk
bekerja sama dengan mereka yang berwenang untuk menyetujui kegiatan yang
inovatif sebelum pekerjaan dimulai.
Manajer
yang efektif akan mengubah strategi organisasi mereka sesuai dengan nilai-nilai
budaya mereka. Contohnya rusia mungkin berhasil dengan mengabaikan keterbatasan
anggaran dan prosedur namun Austria, Denmark, Jerman, atau budaya lain yang
memiliki ketidakpastian yang tinggi akan lebih efektif dengan mengikuti
anggaran dan prosedur.
Idea
champion: orang yang aktif dan
bersemangat mempromosikan ide, memberi dukungan, mengatasi perlawanan, dan
memastikan bahwa ide ini dilaksanakan.
Creating a Learning
Organization (Menciptakan Learning Organization)
Cara lain
organisasi dapat secara aktif mengelola perubahan adalah membuat pertumbuhan
yang berkelanjutan dari budaya yang menjadi sebuah learning organization. Learning
organization trus menerus beradaptasi dan berubah. “Organisasi berubah baik
mereka memilih berubah atau tidak”
Single-loop
learning yaitu ketika mereka mendeteksi kesalahan, proses
koreksi mereka bergantung pada rutinitas masa lalu dan kebijakan sekarang.
Organisasi menggunakan double loop learning memperbaiki kesalahan dengan
memodifikasi tujuan, kebijakan, dan prosedur standar dan menantang
asumsi-asumsi yang berakar dan norma-norma
Learning
organization adalah bentuk dari solusi atas masalah organisasi tradisional
seperti fragmentasi, persaingan dan kereaktifan.
Pertama,
fragmentasi menciptakan dinding yang memisahkan fungsi yang berbeda ke dalam
dan menyebabkan kompetisi.
Kedua,
penekanan yang berlebihan pada kompetisi sering melemahkan kolaborasi. Manajer
yang bersaing untuk menunjukkan siapa benar, yang tahu lebih banyak, atau siapa
lebih persuasif. Divisi bersaing ketika mereka harus bekerja sama dan berbagi
pengetahuan. Pemimpin tim bersaing untuk menunjukkan siapa manajer yang
terbaik.
Dan
ketiga, reactiveness yang lebih menekankan pemecahan
masalah daripada penciptaan. Pemecah masalah mencoba membuat sesuatu yang
pergi, sementara seorang pencipta mencoba untuk membawa sesuatu yang baru.
Characteristics of a Learning
Organization
1. Ada visi bersama bahwa setiap orang
setuju pada suatu hal
2. Orang membuang cara lama mereka
berpikir dan rutinitas standar yang mereka gunakan untuk memecahkan masalah
atau melakukan pekerjaan mereka.
3. Anggota memikirkan semua proses
organisasi, kegiatan, fungsi, dan interaksi dengan lingkungan sebagai bagian
dari sistem antar hubungan.
4. Orang-orang secara terbuka
berkomunikasi dengan satu sama lain (melintasi batas-batas vertikal dan
horisontal) tanpa takut kritik atau hukuman
5. Minat yang sama untuk bekerja sama
untuk mencapai visi organisasi
Managing Learning
1. Menetapkan sebuah strategi. Manajemen
perlu membuat komitmennya untuk perubahan, inovasi dan perbaikan terus-menerus.
2. Mendesain ulang struktur organisasi.
Struktur formal menjadi hambatan untuk belajar. Perataan struktur,
menggabungkan departemen dan meningkatkan penggunaan tim lintas fungsional
memperkuat saling ketergantungan dan mengurangi batas.
3. Membentuk kembali budaya organisasi.
Manajer harus menunjukkan dengan tindakan mengambil risiko dan mengakui
kegagalan. Manajemen perlu mendorong konflik dan membuka keterbukaan di tempat
kerja. Untuk mengajar, orang harus menyerah dahulu sehingga setuju.