Power adalah Kapasitas dan kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk bergerak sesuai keinginannya.
Sumber - sumber Power
Sumber - sumber Power dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Formal Power
Power ini berdasarkan posisi dan jabatan seseorang di dalam organisasi
- Coercive Power. Power ini berasal seseorang yang bisa member rasa takut akan sesuatu yang negatif karena gagal melakukan pekerjaan
- Reward Power. Kebalikan dari Coercive Power, power ini berasal dari kemampuan untuk memberikan reward atau imbalan bagi bawahan yang berhasil menyelesaikan tugas
- Legitimate Power. Power ini berasal dari jabatan dan kewenangan seseorang untuk mengkontrol dan menggunakan sumber daya perusahaan berdasarkan struktur jabatan organisasi.
b) Personal Power
Power ini berdasarkan nilai lebih yang dimiliki seseorang bisa berupa
keahlian atau sifatnya
- Expert Power. Power yang berasal dari sebuah keahlian dan kemampuannya terhadap sesuatu
- Referent Power. Power ini berasal dari kepribadian atau karakteristik yang dimiliki seseorang yang bisa membuat orang di sekitarnya senang padanya.
Dependency (Ketergantungan)
Ketergantungan merupakan kunci utama dari sebuah Power. Hal - hal tersebut
terjadi karena sumber daya yang dikontrol seseorang memiliki tiga ciri berikut
:
- Importance, Hal tersebut
merupakan sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan oleh seseorang atau sebuah
organisasi. Karena itu, pentingnya sesuatu tersebut bisa menimbulkan
ketergantungan.
- Scarcity, Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat
terbatas dan dibutuhkan oleh banyak orang.
- Nonsubstitutability, Hal tersebut merupakan sesuatu yang
tidak memiliki barang pengganti atau tidak ada barang subtitusinya.
Taktik - taktik Power
Berdasarkan studi - studi yang ada, berikut adalah taktik - taktik yang
sering digunakan untuk mewujudkan power :
- Legitimacy- Rational persuasion- Inspirational appeals- Consultation- Exchange- Personal appeals- Ingratiation- Pressure- Coalitions
Leadership adalah Kemampuan untuk memberikan
pengaruh kepada sebuah grup untuk mencapai sebuah visi atau beberapa tujuan. Perbedaan leadership dengan manajemen adalah
- visi yang dibuat oleh seorang leader. Istilah manajemen merujuk pada konsistensi dan terkontrolnya situasi pada saat ini. Sedangkan leadership melihat sesuatu yang ada di masa depan untuk dicapai.
Traits Theory
Teori ini mengatakan bahwa yang membuat seseorang memiliki leadership yang
baik adalah karena karakteristik yang dimiliki olehnya. Karakteristik tersebut bisa dilihat dalam Big Five Personality Traits,
antara lain : Keterbukaan terhadap pengalaman baru (Openness to experience), Perhatian (Conscientiousness), Extraversion, Kooperatif (Agreeableness), dan
kestabilan emosi (Neuroticism)
Behavioral Theory
Berdasarkan Penelitian The Ohio Studies, berhasil ditemukan 2 dimensi yang
memiliki peranan penting untuk leadership yang dijabarkan oleh para karyawan.
Berikut adalah dimensi - dimensi tersebut :
- Initiating StructureAdalah di mana seorang leader melakukan pendefinisian and struktur dari peran serta tanggung jawab dia dan juga para karyawannya dalam pencapaian sebuah tujuan. Tampak dari perilakunya yang selalu berusaha untuk mengorganisasi kerja, relasi dalam bekerja, dan tujuan.- ConsiderationAdalah di mana job relationship seseorang dikarakterisasi oleh kepercayaan, rasa hormat kepada ide - ide karyawan, dan menjaga perasaan mereka. Seorang leader yang memiliki dimensi ini dalam kepemimpinannya selalu membantu dalam mengatasi masalah personal karyawannya, ramah dan terbuka, bersikap adil, dan selalu menghargai dan mensupport.
Contingency Theory
The Fiedler Model
The Fiedler Contingency Model mendefinisikan bahwa efektivitas sebuah operasional grup bergantung pada kecocokan atau kesesuaian antara leader style dan tingkatan situasi di mana leader tersebut memegang kontrol.
Identifikasi Leadership Style
Fred Fiedler menggunakan kuisioner LPC (least preferred co-worker)
untuk menentukan seseorang apakah tergolong dalam task oriented atau relation
oriented.
Mendefinisikan Situasi
Setelah mendapatkan jenis
leadership style, maka kita akan mencocokkan dengan tiga dimensi situasi
berikut :
a) Leader-member relationsTingkat kepercayaan diri, rasa percaya, rasa hormat anggota kepada leader merekab) Task structureTingkatan sejauh mana sebuah tugas atau pekerjaan telah diproseduric) Position powerTingkatan dari pengaruh seorang leader terhadap beberapa variabel di perusahaan.
Teori Contingency Lainnya
Situational Leadership Theory (SLT)
SLT focus kepada followers
atau pengikut. Teori ini mengatakan bahwa leader yang sukses dapat dicapai
dengan memilih style leadership yang
tepat sesuai dengan kesiapan followernya. Maka seorang leader harus memilih
style yang tepat dari 4 kemungkinan situasi yang bisa terjadi :
- Followers tidak mampu (unable) dan tidak berniat (unwilling) untuk mengerjakan tugas, maka leader perlu menunjukkan arah dan tujuan dengan jelas serta spesifik.
- Followers tidak mampu (unable), namun masih ada niat (willing) untuk mengerjakan tugas, maka leader perlu bersikap high task orientation agar menjadi contoh bagi follower yang tidak bisa mengerjakan tugas, serta bersikap high relationship orientation agar bisa mengajak follower bekerjasama.
- Followers mampu (able), tapi tidak berniat (unwilling) untuk mengerjakan tugas, maka leader harus bersikap mendukung dan aktif berpartisipasi.
- Followers mampu (able) dan berniat (willing) untuk mengerjakan tugas, maka leader tidak perlu berbuat banyak.
Path-Goal Theory
Teori ini mengatakan bahwa pekerjaan seorang
leader adalah menyediakan informasi, support, dan resources lain kepada
follower yang berguna untuk mencapai tujuan mereka. Berdasarkan teori ini,
ditentukan kapan dan bagaimana seorang sikap seorang leader :
- Directive leadership adalah yang memiliki kelebihan dibanding karyawan lainnya dan sangat menguntungkan saat situasi di mana tugas masih ambigu dan membuat stress.
- Supportive leadership menghasilkan performansi dan kepuasan yang bagus jika tugas dan pekerjaan jelas dan terstruktur
Leader-Member Exchange (LMX) Theory
Teori ini mengatakan bahwa leader membuat sebuah
relation yang special terhadap beberapa individu yang berada dalam
organisasinya. Individu - individu ini menerima kepercayaan dari leader,
diberikan perhatian khusus, dan diberikan tanggung jawab dan hak khusus dalam
organisasi. Di luar individu - individu ini, pemimpin hanya menjalankan
hubungkan secara formal dan tidak memberikan perhatian khusus.
Meskipun masih belum terlalu jelas bagaimana
leader memilih individu - individu untuk mendapat perhatian khusus, tapi bisa
dilihat bahwa individu - individu yang dijadikan favorit ini memiliki
karakteristik yang sama dengan leadernya sendiri.
Sebaliknya, individu - individu selain favorit
leader akan menerima sedikit perhatian dan waktu, dikelola berdasarkan
peraturan formal, dan memiliki potensi turnover yang tinggi.
Charismatic Leadership
Transformational LeadershipKarisma menurut Max Weber adalah sebuah kualitas yang dimiliki seseorang yang bisa membedakan dari orang - orang biasa, orang tersebut akan mendapat perlakuan seperti seorang pahlawan atau manusia super karena kualitas dirinya.Seorang penulis mengatakan bahwa karisma bisa didapatkan dengan 3 proses, yaitu :- Membangun aura karisma dengan pandangan optimistic, menggunakan passion untuk membangun entusiasme, dan menggunakan semua badan untuk berkomunikasi- Mengajak semua orang dengan menginspirasi mereka- Mengeluarkan potensi para follower dengan menyentuh mereka secara emosi.Ada empat tahap bagaimana bisa para follower terpengaruhi oleh seorang karismatik leader, antara lain sebagai berikut :a) Membuat sebuah visi yang menjanjikanb) Membuat vision statement yang digunakan untuk meraih visi tersebutc) Melalui perkataan dan tindakan, menciptakan nilai dan value barud) Melakukan tindakan nyata untuk mencapai visi tersebut yang dapat menginspirasi
Beberapa penelitian mengatakan bahwa leadership dapat dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu Transactional leadership dan Transformational leadership. Berikut adalah Karakteristik yang bisa membedakan keduanya :a) Transactional Leader- Contingent Reward : Usaha untuk bekerja dinilai dan dibandingkan dengan nilai gaji dan penghargaan.- Management by Exception : Melihat dan mencari kesalahan pada standard an peraturan, lalu membenarkannya; Melakukan intervensi jika standar tidak dilakukan- Laissez-Faire : Lepas tanggung jawab, dan menghindari membuat keputusanb) Transformational Leader- Idealized Influence : Memberi sebuah visi dan misi, harga diri, mendapatkan respect dan kepercayaan- Inspirational Motivation : Mengkomunikasikan ekspetasi tinggi, mengekspresikan tujuan penting dalam cara yang simple.- Intellectual Stimulation : Cerdas, rational, dan problem solving dengan hati - hati- Individualized Consideration : Perhatian secara personal kepada karyawan
Authentic Leadership
Seorang Authentic Leader mengenal diri mereka sendiri, mengetahui nilai yang mereka miliki, dan bertindak berdasarkan nilai dan value tersebut setiap saat. Dasar kualitas yang dimiliki oleh seorang authentic leader adalah trust (kepercayaan).
Ethic and Leadership
Leader yang beretika harus memperlakukan follower mereka dengan adil, terutama dengan informasi yang akurat dan jujur. Maka, para follower untuk menilai keefektifan seorang leader beretika, harus mempertimbangkan cara dan proses yang digunakan leader tersebut dalam mencapai visinya dan nilai moral yang tertanam dalam visi tersebut
Trust and Leadership
Trust adalah kondisi psikologi di mana seseorang menyerahkan keadaan pada orang lain dan mengharapkan sesuatu yang positif dengan melakukan hal tersebut. Trust merupakan atribut utama yang harus dimiliki seorang leader. Jika trust rusak maka bisa menimbulkan akibat yang serius bagi organisasi performance.
How is Trust DevelopedTrust bisa dibangun bukan hanya berasal dari leader saja, tapi juga dipengaruhi oleh karakteristik dari masing - masing follower. Ada tiga kunci karakteristik yang membuat kita untuk bisa mempercayai seorang leader, yaitu :
- Integrity adalah kejujuran dan benar - benar sesuai keadaan sebenarnya. Merupakan kunci penting dalam membangun kepercayaan. Yang juga berarti konsistensi antara perkataan dan perbuatan.
- Benevolence adalah orang yang dipercayai memberikan perhatian kepada para follower mereka dengan khusus dan secara personal.
- Ability adalah bahwa orang tersebut telah memiliki kemampuan baik secara teknis maupun pengetahuan interpersonal.
Ada beberapa hasil positif jika trust telah terbangun antara leader dengan karyawan, antara lain sebagai berikut :- Trust mendorong untuk mengambil resiko, karyawan akan merasa lebih berani untuk mengambil resiko dan keluar dari rutinitas, bahkan mereka akan lebih berani untuk mengikuti perkataan leader yang keluar dari kebiasaan rutinitas.- Trust membentuk pertukaran informasi, karyawan akan lebih berani untuk mengeluarkan pendapat karena mereka merasa leader akan mendengarkan ide dan pendapat mereka secara adil- Grup yang dipercayai akan lebih efektif, Grup tersebut akan semakin membantu dan mensupport satu sama lain yang akan semakin meningkatkan kepercayaan antar anggota grup.- Trust meningkatkan produktivitas, Karyawan yang telah mempercayai leader akan meningkatkan produktivitas dan kinerja mereka untuk perusahaan.
Mentoring
Biasanya leader memiliki tanggung jawab dan berusaha untuk melahirkan leader - leader baru di masa depan. Mentor adalah seorang karyawan senior yang menjadi penyokong dan mensupport seorang karyawan baru atau yang masih minim pengalaman. Mentoring mungkin terlihat memberi banyak manfaat bagi karyawan junior, tapi riset mengatakan bahwa manfaat yang didapatkan hanyalah efek psikologis. Tujuan utama mentoring seperti meningkatnya produktivitas kerja tidak bagitu terasa.
Mencari dan Mencetak Leader yang Effective
Selecting LeadersUntuk mengisi posisi leader yang kosong, pada awalnya perusahaan pasti akan memulai penilaian dengan melihat dari pengetahuan, kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan secara efektif. Test kepribadian bisa digunakan untuk mengecek apakah para calon yang akan dipilih memiliki karakteristik sebagai leader (The Big Five Personality Traits). Pengalaman merupakan indikator yang kurang bisa diandalkan untuk menentukan efektifitas leader.
Training LeadersBanyak organisasi menghabiskan dana untuk melakukan pelatihan leadership. Jadi bagaimana agar bisa mendapatkan hasil yang efektif dari pelatihan tersebut?
Global Implications
Berikut adalah studi tentang leadership dari beberapa negara yang dipengaruhi oleh kultur di negara tersebut :a) Brazil, Pekerja Brazil menyukai leader yang team-oriented, partisipatif, dan perhatian. Leader harus membuat semua timnya bisa berpartisipasi dalam pembuatan kesempatan.b) Perancis, pekerja Perancis lebih menyukai leader yang task-oriented dan bersikap lebih formal dalam mengurus organisasinya. Leader yang people oriented akan sulit diterima.c) Mesir, pekerja Mesir menyukai leader yang partisipatif dan team-oriented, namun mereka menginginkan ada hubungan yang jelas antara bawahan dan leader.d) Cina, Pekerja Cina menyukai leader yang sopan, perhatian, dan tidak egois sesuai dengan budaya mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar